Surah At Tin – Artikel ini akan berkongsi dengan anda beberapa aspek penting tentang inti pati Surah At-Tin yang sepatutnya anda perlu ketahui.
Di sini juga disediakan bacaan audio Surah At-Tin dalam format MP3 serta teks bacaannya dalam tulisan rumi untuk memudahkan pembacaan.
Asal Usul Surah At-Tin
Surah At-Tin (سورة التين) merupakan surah ke-95 dalam Al-Quran. Surah ini terdiri daripada 8 ayat dan termasuk dalam kumpulan surah-surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah Surah Al-Buruj. Nama “At-Tin” diambil dari perkataan “At Tin” yang terdapat dalam ayat pertama surah ini, yang bermaksud “buah tin”. Surah ini juga diturunkan di Madinah.
Surah At-Tin menceritakan tentang beberapa hal yang benar dan penting. Ia adalah surah yang menggambarkan kisah manusia dan memberikan pengajaran tentang nilai-nilai moral dan kesempurnaan penciptaan Allah. Selain itu, surah ini juga membicarakan mengenai pentingnya manusia dalam penciptaan-Nya.
Surah ini menjadi tanda keajaiban kreatif Allah dalam menciptakan manusia dan keunikan mereka. Oleh karena itu, Allah menekankan tentang kemuliaan manusia dengan menciptakannya dalam bentuk yang terbaik.
Terdapat riwayat dari Malik dan Syukbah yang mengatakan dari Adiy bin Thabit dari al-Barra’ bin Azib, Rasulullah SAW membaca surah ini dalam satu rakaat solat yang Baginda kerjakan dalam sebuah perjalanan.
“Saya belum pernah mendengar seorang yang lebih bagus bacaannya daripada Baginda.”
Hadis ini diriwayatkan oleh para perawi kitab hadis yang enam dalam kitab masing-masing.
Keutamaan dan Manfaat Surat At-Tin
Fadhilah dan manfaat dari Surah At-Tin adalah sebagai berikut:
Pertama, Surah At-Tin termasuk dalam Al-Mu’afshshal yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai tambahan, memberikan beliau keutamaan dan keistimewaan dibandingkan dengan nabi-nabi sebelumnya.
Kedua, orang yang membacanya akan mendapatkan janji surga dari Allah.
Imam Ja’far ash-Shadiq berkata, “Barangsiapa yang membaca Surah At-Tin dalam salat fardu dan sunnahnya, ia akan dijanjikan surga oleh Allah hingga dia merasa ridha. Insya Allah.”
(Tsawabul A’mal: 153)
Ketiga, surah ini bisa dijadikan sebagai doa atau sarana agar makanan menjadi berkualitas baik.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa pun yang membacanya (Surah At-Tin) di atas makanan, Allah akan menghilangkan kerusakan dari makanan tersebut. Meskipun ada racun di dalamnya, akan berubah menjadi obat.”
(Tafsirul Burhan, Juz 8: 318)
Ini menunjukkan bahwa Surah At-Tin memiliki nilai dan manfaat yang besar dalam kehidupan spiritual dan sehari-hari, serta dapat membawa berkah dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Ringkasan Surah
Allah SWT bersumpah dengan tiga tempat suci dalam surah At-Tin, untuk menguatkan makna penting yang disampaikan dalam surah ini.
Sumpah-sumpah tersebut menggambarkan penghargaan dan kemuliaan yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul yang berhubungan dengan tempat-tempat tersebut. Sumpah-sumpah tersebut adalah seperti berikut:
Ayat 1 (Tin dan Zaitun)
Pohon-pohon yang banyak tumbuh di bawah matahari. Ini merujuk kepada negeri Nabi Isa AS (Jesus) di mana terdapat banyak pohon zaitun.
Ayat 2 (Bukit Sinai)
Nama bukit yang terletak di Tur, tempat Nabi Musa AS (Moses) menerima wahyu dan bermunajat kepada Allah.
Ayat 3 (Kota Mekah)
Merujuk kepada Mekah, kota suci yang menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan penutup para Nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW.
Ayat 4
Allah menjelaskan tentang kompleksnya penciptaan manusia. Penciptaan manusia seharusnya membawa kepada pemahaman yang jelas tentang keesaan Allah Yang Maha Esa, karena tidak ada yang memiliki kekuatan selain-Nya.
Ayat 5
menjelaskan bagaimana lingkungan yang penuh dengan kejahatan telah mengubah manusia dari fitrahnya yang suci, baik, dan indah, menjadi seseorang yang mungkin akan menghuni neraka.
Ayat 6
meskipun demikian, masih ada manusia yang diselamatkan dari pengaruh buruk lingkungan tersebut, yaitu mereka yang hatinya dipenuhi dengan iman yang suci.
Ayat 7 dan 8
Mengajukan pertanyaan mengapa manusia masih meragukan hari kiamat, padahal Allah adalah hakim yang paling adil untuk mengadili tindakan manusia. Balasan bagi perbuatan baik dan buruk adalah pasti, dan Allah adalah Sang Pemberi Keadilan yang Maha Adil.
Bacaan Surah At-Tin
وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيۡتُونِ
Wat teeni waz zaitoon
Demi buah Tiin dan Zaitun,
وَطُورِ سِينِينَ
Wa toori sineen
Dan Gunung Tursina,
وَهَٰذَا ٱلۡبَلَدِ ٱلۡأَمِينِ
Wa haazal balad-il ameen
Serta negeri (Makkah) yang aman ini,
لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ
Laqad khalaqnal insaana fee ahsani taqweem
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (dan berkelengkapan sesuai dengan keadaannya).
ثُمَّ رَدَدۡنَٰهُ أَسۡفَلَ سَٰفِلِينَ
Thumma ra dad naahu asfala saafileen
Kemudian (jika ia panjang umur sehingga tua atau menyalahgunakan kelengkapan itu), Kami kembalikan dia ke serendah-rendah peringkat orang-orang yang rendah,
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَٰتِ فَلَهُمۡ أَجۡرٌ غَيۡرُ مَمۡنُونٖ
Ill-lal lazeena aamanoo wa ‘amilus saalihaati; falahum ajrun ghairu mamnoon
Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, maka mereka beroleh pahala yang tidak putus-putus.
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعۡدُ بِٱلدِّينِ
Fama yu kaz zibuka b’adu bid deen
(Jika demikian kekuasaanKu), maka apa pula yang menjadikan engkau seorang pendusta, (berkata tidak benar) mengenai hari pembalasan, sesudah (ternyata dalil-dalil yang membuktikan kekuasaanKu mengadakan hari pembalasan) itu?
أَلَيۡسَ ٱللَّهُ بِأَحۡكَمِ ٱلۡحَٰكِمِينَ
Alai sal laahu bi-ahkamil haakimeen
Bukankah Allah (yang demikian kekuasaanNya) seadil-adil Hakim?
Baca juga: Perkara yang Membatalkan Wudhu (Panduang LENGKAP).
Bacaan Selepas Membaca Ayat Terakhir At-Tin
Membaca doa selepas membaca ayat terakhir surah At-Tin adalah sunat. Imam Nawawi menjelaskan bahwa apabila membaca ayat terakhir (أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ) (“Bukankah Allah adalah hakim yang paling adil”) dalam surah tersebut, disunatkan untuk mengucapkan:
بلى! وأنا على ذلك من الشاهدين
Maksudnya:
“Benar! Dan sesungguhnya aku menyaksikan hal itu (Allah SWT seadil-adil Hakim).” – (Lihat al-Azkar li al-Nawawi, 1/119)
Selain itu, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ismail bin Umayyah RA, beliau menyatakan bahwa ia mendengar dari seorang lelaki Badawi yang mengatakan bahwa Abu Hurairah RA berkata:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ: وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ فَقَرَأَ: {أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الحَاكِمِينَ} [التين: 8] فَلْيَقُلْ: بَلَى وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ
Maksudnya:
“Barangsiapa yang membaca surah: At-Tin dan Az-Zaitun, kemudian membaca ayat (أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ) (surah At-Tin, 8), maka hendaklah ia mengucapkan (بَلَى وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ) ‘Benar, dan aku menyaksikan hal itu’.” – (Hadis Riwayat al-Tirmizi, 3347)
Semoga dengan panduan membaca surah At-Tin ini, kita akan semakin mengasihi dan mencintai Al-Quran, serta memahami setiap ayatnya untuk dihayati dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Sayyidul Istighfar: Panduan Bacaan dan Keutamaan.
Penutup
Surah At-Tin ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 8 ayat. Surah ini dinamakan “At-Tin” yang berarti “Buah Tin”, karena pada awal surah ini, Allah bersumpah dengan buah Tin dan Zaitun, juga dengan Gunung Tursina dan kota Mekah yang aman, untuk menggambarkan bagaimana Ia menciptakan manusia dalam bentuk dan keadaan yang paling baik.
Intisari kandungannya:
- Menerangkan tentang manusia dan menegaskan bahwa Allah menciptakannya dalam bentuk yang paling baik, serta memberikannya kelengkapan yang sesuai dengan keadaannya.
- Namun jika manusia hidup lama hingga menjadi tua atau menyalahgunakan kelengkapan yang diberikan, Allah akan mengembalikannya kepada tingkat yang paling rendah, kecuali mereka yang beriman dan beramal baik. Mereka akan memperoleh pahala yang tidak terputus-putus.
- Ini berarti orang-orang yang beriman dan tetap melakukan amal-amal baik selama hidupnya, bahkan saat sudah tua dan tidak dapat lagi melakukannya, Allah akan mencatat pahala dari amal-amal baik yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
- Setelah itu, Allah memberikan peringatan kepada orang-orang yang ingkar: “Jika Allah memiliki kekuasaan seperti itu, maka mengapa kamu berdusta tentang hari pembalasan setelah bukti-bukti kekuasaan-Nya yang membuktikan adanya hari pembalasan telah ada?”
- Allah menanyakan apakah tidak wajar bagi manusia untuk mengakui keadilan dan hikmah-Nya dalam mengatur segala hal, sehingga tidak mungkin Ia berlaku tidak adil dalam mengadili manusia pada hari pembalasan.
Surah ini mengajarkan tentang pentingnya mengakui keadilan Allah dalam penciptaan dan pembalasan-Nya, serta mengajak manusia untuk merenungkan betapa besar nikmat-Nya yang diberikan kepada manusia.