√ DOA PENERANG HATI untuk Belajar/Bekerja (Rumi & Jawi)

Doa Penerang Hati – Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, setiap individu pasti menghadapi cabaran-cabaran yang unik. Cabaran tersebut dapat berupa tantangan fisik, mental, maupun rohani.

Sebagai seorang Muslim, kita diajarkan untuk selalu berdoa kepada Allah SWT. Doa-doa tersebut dapat mencakup permintaan perlindungan, petunjuk, kekuatan, dan lain sebagainya.

Salah satu jenis doa yang sangat bermanfaat adalah doa penerang hati. Doa ini dapat diamalkan secara konsisten, terutama untuk mempermudah segala urusan yang sedang kita lakukan.

Doa ini juga seringkali diucapkan sebagai doa belajar, dengan harapan agar hati kita menjadi lapang dan pembelajaran menjadi lebih mudah.

Terdapat beberapa ayat dan doa yang dapat kita amalkan sebagai doa penerang hati bagi diri sendiri. Doa-doa tersebut juga dapat diajarkan kepada anak-anak sebagai doa pertama mereka, karena kebanyakan doa tersebut cukup sederhana.

Doa-doa ini adalah sarana yang bermanfaat untuk mencari kekuatan, ketenangan, dan inspirasi dari Allah SWT dalam menghadapi setiap cabaran dalam hidup kita. Dengan menghadapkan hati kepada-Nya, kita percaya bahwa kita akan mendapatkan petunjuk dan rahmat-Nya dalam segala aspek kehidupan kita.

Kelebihan Doa Penerang Hati

Sumber imej: Motherhood

Berikut adalah beberapa manfaat membaca doa penerang hati:

  1. Dengan berdoa kepada Allah SWT, Insya-Allah, pemahaman dalam menerima ilmu akan lebih mudah. Doa tersebut membantu kita untuk memperoleh pengetahuan dengan lebih baik dan menyeluruh.
  2. Melalui doa kepada Allah SWT, Insya-Allah, keimanan dan ketakwaan seorang mukmin akan bertambah. Oleh karena itu, teruslah berdoa untuk memperkuat iman dalam Islam dan memudahkan segala urusan.
  3. Doa merupakan kunci untuk memperoleh rahmat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Doa adalah kunci pintu rahmat.” (Hadis riwayat Ad-Dailami)
  4. Melalui doa, kita memperkuat keyakinan kepada Allah SWT dan menunjukkan ketergantungan penuh kita sebagai hamba-Nya.

Terkadang, keberhasilan dan hasil yang diharapkan tidak datang dengan cepat. Kadang-kadang, mereka tiba dengan lambat dan diiringi oleh tantangan dan cobaan. Jangan pernah putus asa, teruslah berdoa dan berusaha.

Dalam perjalanan hidup ini, kita perlu bersandar kepada Allah SWT, menguatkan ikatan dengan-Nya melalui doa, dan mempertahankan keyakinan bahwa segala sesuatu tergantung pada kehendak-Nya.

Koleksi Doa

1. Doa sebelum Mula Belajar

Sumber imej: akumuslim.asia

Maksud:

Ya Allah, bukakanlah ke atas kami hikmah-hikmahMu dan limpahkan ke atas kami rahmatMu, ya Allah Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Setiap hikmah atau kebijaksanaan datangnya dari Allah. Oleh itu, adalah penting bagi kita untuk memohon kepada Sang Pemilik Segala Hikmah.

Kita hanyalah manusia yang terbatas dan lemah. Kita selalu memerlukan pertolonganNya untuk membuka jalan bagi kita sebagai manusia untuk mencapai hikmah. Oleh itu, bacakanlah doa pembelajaran ini.

2. Doa Diberi Kefahaman

Sumber imej: akumuslim.asia

Maksud: 

Ya Allah! Tidak ada apa yang mudah selain apa yang Kau mudahkan, jika Kau kehendak, Kau boleh memudahkan yang susah

Adakalanya ketika kita sedang belajar, terdapat kesukaran dalam memahaminya. Mungkin perkataan-perkatannya rumit atau mungkin pemahaman kita masih kurang.

Jangan risau. Bacalah doa ini agar Allah memudahkan kita dalam memahami ilmu tersebut.

3. Doa untuk Ingat

Sumber imej: akumuslim.asia

Maksud: 

Rahmat Allah ke atas Baginda Nabi Muhammad. Ya Allah, aku memohon kepadaMu yang menyebut akan kebaikan, mewujudkannya, dan memerintahkan kepadanya, agar kau mengingatkan apa yang telah Syaitan lupakan

Memanglah sifat manusia itu lemah, seringkali sukar untuk mengingat. Oleh itu, cara untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan usaha belajar dan berdoa kepada Allah.

Doa sahaja tidak mencukupi. Doa bukanlah untuk berdiam diri atau berpangku tangan. Doa seharusnya menguatkan dan mengarahkan usaha agar selalu berada di atas keberkatan.

4. Doa Penerang Hati

Sumber imej: akumuslim.asia

Maksud: 

Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkan tugasku, lepaskan simpulan dari lidahku (tidak halang percakapan/gagap), supaya mereka faham perkataanku

Ayat-ayat ini diambil daripada Surah Taha, ayat 25-28 di mana doa ini dibaca oleh Nabi Musa semasa menghadapi Firaun.

Doa ini sangat baik dibaca oleh mereka yang ingin melakukan sebarang persembahan, sama ada temuduga untuk pekerjaan, persembahan disertasi, persembahan projek, dan seumpamanya. Bacalah doa ini.

5. Doa Kuat Ingatkan

Sumber imej: akumuslim.asia

Maksud: 

Ya Allah, aku pertaruhkan kepadaMu atas apa yang telah kau ajarkan kepadaku, maka kembalikanlah ia jika aku memerlukannya, janganlah Engkau membuat aku melupakannya wahai Tuhan Sekalian Alam

Segala-galanya datang dari Allah, oleh itu kepada-Nya juga kita memohon agar ingatan kita dikuatkan.

Sambil terus berusaha tanpa henti untuk menuntut ilmu, memahaminya, menghafalnya, mencatatnya, dan yang paling penting, mengamalkannya.

Himpunan Doa Penerang Hati Untuk Amalan Harian

1. Doa Penerang Hati

Sumber imej: story.motherhood.com.my

Bacaan dalam RUMI:

Allahhummaftah ‘alainaa hikmataka wansyur ‘alainaa min khazaa inirahmatika yaa arhamarroohimiin. Robbi zidnii ‘ilman warzuqnii fahmaa. Robbish rohlii sodrii wayassirlii amrii

Maksud:

“Ya Allah, bukakanlah ke atas kami hikmatMu, dan limpahkanlah ke atas kami khazanah rahmatMu, wahai Tuhan yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku, dadaku; Dan mudahkanlah bagiku, tugasku.”

2. Surah An-Nur, Ayat 35

Sumber imej: story.motherhood.com.my

Maksud:

“Allah yang menerangi langit dan bumi. Bandingan nur hidayah petunjuk Allah (Kitab Suci Al-Quran) adalah sebagai sebuah “misykaat” yang berisi sebuah lampu; lampu itu dalam geluk kaca (qandil), geluk kaca itu pula (jernih terang) laksana bintang yang bersinar cemerlang; lampu itu dinyalakan dengan minyak dari pokok yang banyak manfaatnya, (iaitu) pokok zaitun yang bukan sahaja disinari matahari semasa naiknya dan bukan sahaja semasa turunnya (tetapi ia sentiasa terdedah kepada matahari); hampir-hampir minyaknya itu – dengan sendirinya – memancarkan cahaya bersinar (kerana jernihnya) walaupun ia tidak disentuh api; (sinaran nur hidayah yang demikian bandingannya adalah sinaran yang berganda-ganda): cahaya berlapis cahaya. Allah memimpin sesiapa yang dikehendakiNya (menurut undang-undang dan peraturanNya) kepada nur hidayahNya itu; dan Allah mengemukakan berbagai-bagai misal perbandingan untuk umat manusia; dan Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.”

3. Surah Al-Anbiya’ (Ayat 79)

Sumber imej: story.motherhood.com.my

Maksud:

“Maka Kami beri Nabi Sulaiman memahami hukum yang lebih tepat bagi masalah itu; dan masing-masing (dari mereka berdua) Kami berikan hikmat kebijaksanaan dan ilmu (yang banyak); dan Kami mudahkan gunung-ganang dan unggas memuji Kami bersama-sama dengan Nabi Daud; dan adalah Kami berkuasa melakukan semuanya itu.”

4. Surah As-Syarh (Ayat 1 – 8)

Sumber imej: story.motherhood.com.my

Maksud:

“Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Bukankah Kami telah melapangkan bagimu: dadamu (wahai Muhammad serta mengisinya dengan iman dan hidayah petunjuk)? Dan Kami telah meringankan daripadamu: bebanmu (menyiarkan Islam) – Yang memberati tanggunganmu, (dengan memberikan berbagai kemudahan dalam melaksanakannya)? Dan Kami telah meninggikan bagimu: sebutan namamu (dengan mengurniakan pangkat Nabi dan berbagai kemuliaan)? Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan, (Sekali lagi ditegaskan): bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan. Kemudian apabila engkau telah selesai (daripada sesuatu amal soleh), maka bersungguh-sungguhlah engkau berusaha (mengerjakan amal soleh yang lain), Dan kepada Tuhanmu sahaja hendaklah engkau memohon (apa yang engkau gemar dan ingini).”

5. Surah Hud (Ayat 1-4)

Sumber imej: story.motherhood.com.my

Maksud:

“Alif, Laam, Raa’. Al-Quran sebuah Kitab yang tersusun ayat-ayatnya dengan tetap teguh, kemudian dijelaskan pula kandungannya satu persatu. (Susunan dan penjelasan itu) adalah dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana, lagi Maha Mendalam pengetahuanNya. (Al-Quran yang demikian sifatnya diturunkan oleh Allah) supaya janganlah kamu menyembah sesuatupun melainkan Allah. (Katakanlah wahai Muhammad): “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepada kamu, sebagai pemberi amaran (kepada orang-orang yang (ingkar), dan pembawa berita gembira (kepada orang-orang yang (beriman). Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhan kamu (dari perbuatan syirik), kemudian hendaklah kamu rujuk kembali taat kepadaNya; supaya Ia memberi kamu nikmat kesenangan hidup yang baik (di dunia) hingga ke suatu masa yang tertentu, dan (di akhirat pula) Ia akan memberi kepada tiap-tiap seorang yang mempunyai kelebihan (dalam sebarang amal yang soleh) akan pahala kelebihannya itu; dan jika kamu berpaling (membelakangkan tiga perkara itu), maka sesungguhnya aku bimbang kamu akan beroleh azab hari kiamat yang besar (huru-haranya). Kepada Allah jualah kembalinya kamu, dan Ia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”

6. Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah: Ayat 255)

Sumber imej: story.motherhood.com.my

Maksud:

“Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Tetap hidup, Yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekalian makhlukNya). Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat (pertolongan) di sisiNya melainkan dengan izinNya. yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari (kandungan) ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya). Luasnya Kursi Allah (ilmuNya dan kekuasaanNya) meliputi langit dan bumi; dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. Dan Dia lah Yang Maha Tinggi (darjat kemuliaanNya), lagi Maha Besar (kekuasaanNya)”

Adab-Adab Menuntut Ilmu

Sumber imej: Motherhood

Terdapat beberapa adab yang wajar kita ikuti dalam proses menuntut ilmu agar diredai oleh Allah. Tanpa rida-Nya, apa gunanya memiliki ilmu setinggi gunung? Berikut adalah beberapa adab tersebut:

1. Bersihkan diri dari dosa dan akhlak tercela terlebih dahulu.

Maksiat adalah racun bagi orang yang beriman. Jika seseorang terlalu banyak melakukan maksiat, akan sulit baginya untuk terus “hidup” dalam ilmu. Karena ilmu itu memberi kehidupan. Seperti kata Ibnu Abbas RA, ilmu adalah cahaya. Bagaimana ilmu dapat masuk ke dalam jiwa seseorang jika jiwa itu tercemar dengan dosa dan akhlak yang buruk yang menggelapkan?Bertaubatlah setiap kali akan belajar.

Beristighfarlah dan minta ampun kepada Allah. Bersihkan diri dari dosa terlebih dahulu. Kemudian, akan lebih mudah bagi ilmu yang memiliki sifat cahaya untuk masuk ke dalam diri kita. Jika kita belajar dengan akhlak yang buruk, ilmu itu tidak akan memberikan manfaat bagi kita.

Karena akhlak kita sebelumnya tidak terjaga.Kita harus khawatir bahwa ilmu tersebut dapat digunakan hanya untuk kepentingan semata. Untuk memastikan ilmu ini bermanfaat dan membawa kebaikan, penuntut ilmu sendiri harus bebas dari segala maksiat dan akhlak buruk.

2. Niatkan dengan baik.

Kita harus menjaga niat kita. Apa niat kita dalam menuntut ilmu? Apakah hanya untuk mengklaim bahwa kita yang paling pandai? Apakah hanya untuk berdebat dengan orang lain semata-mata untuk menunjukkan bahwa orang itu tidak berpengetahuan? Apakah hanya untuk mencari kesalahan orang lain? Untuk tujuan apa?

Niatkanlah hanya untuk kebaikan. Untuk membawa kebaikan bagi semua orang. Kita menuntut ilmu ini agar memudahkan orang lain untuk mendapatkan akses kepada ilmu yang benar dan dapat mengamalkan yang benar.

Itulah yang seharusnya.Niatkanlah karena Allah. Tuntut ilmu ini karena Allah. Karena menuntut ilmu ini adalah kewajiban. Oleh karena itu, ini adalah untuk menunaikan kewajiban yang Allah turunkan kepada semua manusia. Semoga kita mencapai keridhaan Allah.

3. Berwuduk.

Bersuci (berwuduk) sebelum belajar. Setelah kita membersihkan hati, kita juga harus membersihkan diri dari segi fisik. Kebersihan itu penting, dan merupakan bagian dari iman menurut hadis Nabi.

4. Bersungguh-sungguh dan sederhana.

Jangan malas-malasan. Jika kita belajar, belajarlah dengan sungguh-sungguh. Seperti yang dinyatakan oleh Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-‘Ilm, Ihya’ Ulumuddin.

Bawalah buku catatan dan pena untuk mencatat agar tidak lupa.Jangan tergesa-gesa dalam mendalami ilmu. Jangan ingin menjadi ahli pada hari yang sama. Menuntuk ilmu haruslah melalui tahap-tahap yang teratur. Lakukan dengan perlahan.

Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa akhir dari menuntut ilmu adalah Allah. Untuk mengenal-Nya. Untuk mendapatkan keridhaan-Nya. Untuk mengenal Allah, proses ini harus melalui tingkatan-tingkatannya. Puncaknya adalah mengenal Allah. Biarkanlah proses itu berjalan dengan baik.

Jika kita tidak memberikan waktu yang cukup untuk benar-benar memahami ilmu tersebut, kita tidak akan mencapai “puncak” tersebut. Untuk mencapainya, harus melalui proses yang baik, perjalanan yang teratur, dan tujuan yang jelas.

5. Menghormati guru.

Menghormati guru adalah dengan memudahkan mereka. Jangan hanya mengandalkan guru untuk memberikan pemahaman kita. Sebelum kelas, bacalah materi tersebut terlebih dahulu. Jika tidak mengerti, baru tanyakan. Jika kita hanya mengandalkan guru untuk memberikan pemahaman sepenuhnya, itu menunjukkan bahwa kita tidak menghormati guru yang ingin mengajar kita.

Mereka menyediakan buku untuk dibaca, bukan hanya untuk dihadiri secara langsung.

Menghormati guru dengan berbicara dengan baik kepada mereka. Jangan pernah menyakiti hati mereka. Keridhaan guru terhadap murid juga merupakan suatu berkah.Menghormati guru dengan menghargai mereka.

Berikanlah mereka hadiah untuk menggembirakan hati mereka. Bantu mereka jika mereka membutuhkan. Jika mereka diam, tanyakan apakah ada yang bisa dibantu.

Semoga kita dapat mengikuti adab-adab ini dalam menuntut ilmu agar prosesnya diredai oleh Allah dan ilmu yang kita dapatkan benar-benar bermanfaat.